Menyusun Best Practices ( Oleh: Peni Apriyanti, S.Pd. )
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi |
MTsS Nurul Falah Pasirmalang |
Lingkup Pendidikan |
MTs/SMP |
Tujuan yang ingin dicapai |
Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas 9A dalam pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dalam materi advertisement. |
Penulis |
Peni Apriyanti |
Tanggal |
29 November 2022 |
Situasi:
|
Berdasarkan hasil analisis penulis terkait motivasi peserta didik yang rendah dalam pembelajaran bahasa Inggris, di kelas 9A yang terdiri dari 20 siswa, sering terlihat peserta didik yang kurang antusias ketika mengikuti kegiatan belajar bahkan ada beberapa siswa yang terlihat menahan kantuknya. Hal tersebut sedikit banyak mempengaruhi hasil belajar dari peserta didik. Hasil belajar peserta didik menjadi kurang maksimal terlihat dari capaian nilai yang masih kurang dan banyak yang harus menempuh remedial. Praktik ini dinilai perlu dilakukan, karena penulis sebagai guru model merasa harus mencari solusi dan memperbaiki keadaan yang ada agar menjadi lebih baik. Bagaimana pun pembelajaran yang diampu memiliki tujuan akhir yang harus tercapai dengan maksimal. Secara kasat mata penulis mengidentifikasi bahwa motivasi siswa yang rendah dalam pembelajaran bahasa inggris disebabkan oleh kondisi siswa yang mungkin kelelahan dengan aktifitas pesantren atau bahkan kurang menariknya pengajaran yang penulis sampaikan atau terkesan monoton. Idelanya strategi pembelajaran diharapkan dapat menarik perhatian siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajarnya terhadap pelajaran Bahasa Inggris. Jika siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi maka siswa akan lebih giat dan lebih tekun untuk belajar (Baidowi et al., 2021). Situasi inilah yang mendorong penulis untuk melakukan praktik ini dengan harapan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. |
Tantangan :
|
Tantangan yang dihadapi penulis dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris antara lain; 1. Penulis yang belum memahami model-model pembelajaran inovatif dan variatif untuk diterapkan didalam kelas. 2. Sarana dan prasarana sekolah yang terbatas untuk menunjuang penggunaan media pembelajaran berbasis ICT. 3. Mengarahkan siswa agar bisa memanajemen waktu agar bisa memanfaatkan waktu untuk kegiatan pondok dan sekolah umum. |
Aksi :
|
Penulis melakukan beberapa strategi untuk menghadapi tantangan yang ada, diantaranya: 1. Melakukan kajian teori dan wawancara pakar mengenai model-model pembelajaran inovatif yang bisa saya sesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik sehingga dapat diterapkan di kelas. 2. Melakukan pendekatan kepada siswa yang mengalami masalah belajar, terutama yang sering terlihat kelelahan dan mengantuk saat dalam kelas. 3. Melakukan diskusi dengan pihak sekolah tentang pengadaan atau penambahan sarana yang dapat menunjang penulis dalam menyampaiakan pembelajaran yang berbasis ICT.
Dari beberapa strategi yang penulis lakukan, aksi nyata yang penulis coba terapkan didalam pembelajaran bahasa inggris adalah dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dalam materi advertisement. Menurut Gunawan dkk (2022) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa Guru dapat meningkatkan aktivitas anak didiknya melalui pembelajaran yang berbasis masalah dan penemuan. Untuk ini maka perlu adanya strategi pembelajaran yang sesuai. Pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran yang mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan, informasi, mempelajari suatu gejala dan memecahkan suatu masalah. Adapun langkah-langkah model pembelajaran PBL yaitu, orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah. Penulis menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dengan menayangkan video dari laptop dan diproyeksikan dengan infokus sehingga siswa dapat menyaksikan tayangan audio visual tersebut. Selain itu, untuk menunjang pembelajaran yang kreatif, kolaboratif, komunikatif dan berfikir kritis, penulis mengarahkan peserta didik untuk belajar berkelompok dengan pembagian anggota kelompok yang heterogen. Kelompok dibagi menjadi 5, dimana penulis telah menunjuk 5 orang dengan kemampuan yang lebih baik untuk menjadi kapten dari kelompoknya. Kemudian secarabergantian kapten kelompok memilih satu persatu temannya untuk menjadi anggota kelompok. Dalam hal ini, penulis mencoba mananamkan jiwa kepemimpinan dan berani bertanggung jawab ketika mengambil keputusan, diharapkan setiap siswa yang ditunjuk pun bisa lebih bertanggungjawab dan menghargai keputusan yang telah diambil oleh temannya. Setelah semua siswa mendapatkan kelompoknya, penulis mulai mengarahkan pembelajaran secara kontekstual menyesuaikan materi ajar dengan hal-hal yang erat kaitannya dengan kehidupan peserta didik. Mereka dituntut untuk menemukan sendiri materi pembelajaran yang biasanya selalu dijelaskan oleh penulis dengan metode ceramah. Peserta didik akan mengalami pembelajaran yang berbeda dimana mereka mencari solusi terkait permasalahan yang dikemukaan diawal pembelajaran. Penulis mengarahkan peserta didik untuk memilih iklan yang terbaik dari beberapa contoh iklan yang ditempelkan di dinding kelas menyerupai simpe wall exhibition of advertisement. Maka siswa akan berkeliling mengamati contoh-contoh iklan tersebut sehingga akan mengalami tipe pembelajaran yang bukan hanya audio-visual tetapi juga kinestetik. Setelah itu peserta didik akan berdiskusi dengan kelompoknya untuk memutuskan memilih iklan mana yang mereka anggap paling layak dan terbaik untuk ditampilkan. Secara tidak langsung, mereka telah melakukan perbandingan atas identitas dan karakteristik setiap contoh iklan yang disajikan di wall exhibition. Dengan berdiskusi kelompok, penulis menilai keaktifan setiap peserta didik dan sejauh apa kontribusi dari setiap siswa bagi kelompoknya dalam menuangkan ide dan gagasan, baik saat collecting data maupun ketika presentasi dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Hingga diakhir pembelajaran penulis memberikan apresiasi dan reward bagi peserta didik atas keberhasilannya menemukan solusi bagi permasalahan tersebut. Penulis memberikan penguatan mengenai materi untuk melengkapi pemahaman yang siswa dapatkan dari rangkaian kegiatan yang telah mereka lalui. |
Refleksi Hasil dan dampak
|
Setelah melakukan aksi, penulis mendapati bahwa pembelajaran menggunakan model PBL sangat efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran dikelas 9A dengan materi advertisement. Indikator dari keefektifan model pembelajaran ini adalah dapat dilihat dari tidak adanya peserta didik yang tidur atau menahan kantuk saat pembelajaran. Hasil penilaian sikap yang penulis lakukan selama memonitor siswa dalam pembelajaran secara berkelompok, semua siswa tampak aktif berkontribusi bagi kelompoknya, juga terlihat antusias karena merasa berkompetisi dan ingin lebih baik dari kelompok yang lain. Mereka berkolaborasi baik dengan kelompoknya, bertanggung jawab dengan job descriptionnya masing-masing. Ketika menyajikan hasil diskusinya, mereka dilatih untuk mampu berkomunikasi dengan menanggapi masukan atau pertanyaan kelompok lain, walupun belum begitu mampu menyampaikan dengan bahasa Inggris yang baik dan benar, namun mereka terlihat antusias untuk merespon dan menyampaikan ide dan gagasannya. Pada tahap kegiatan refleksi peserta didik, sebagian besar merasa tertantang dengan pembelajaran model PBL karena mereka merasakan pengalaman belajar yang materinya sangat dekat dengan keseharian yang mereka alami, terlebih dengan adanya stimulus dari video diawal kegiatan dan simple wall exhibition yang menunjukan beberapa variasi contoh iklan cetak. Hal ini membuat pembelajaran dan materi yang hendak disampaikan tampak real atau nyata. Selain itu, nilai akhir dari semua peserta didik bisa dikatakan mencapai kriteria minumum karena peserta didik mampu menjawab dan menganalisis karakteristik iklan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Adapun kendala yang nampak dari penerapan model pembelajaran ini adalah waktu yang lumayan terpakai ketika penulis harus menyiapakan berbagai perangkat seperti laptop dan infocus yang akan digunakan untuk menyangkan media dan bahan ajar seperti video animasi dan slide power point. Seandainya setiap kelas sudah tersedia perangkat tersebut, maka akan lebih memudahkan penulis dalam aksi ini. Dari hasil pembelajaran ini, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL sangat efektif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris materi advertisement. |
Tulisan Lainnya
Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1444 H Di YPPP Nurul Falah
Sabtu 18 Desember 2023 civitas akademika YPPP Nurul Falah pasir malang menyelenggarakan peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1444 H. Acara ini bersifat internal yang meliputi para s
Opening ceremony 17 agustus di YPPP Nurul Falah
Opening ceremony adalah upacara pembukaan. Acara ini diselenggarakan di YPPP Nurul Falah untuk upacara pembukaan HUT RI ke-77 sekaligus harlah NF ke-24. Sambutan dari ustad Aang S.Pd.I
Memperingati hari kemerdekaan YPP nurul falah pasirmalang gelar lomba
Perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia dirayakan setiap tahun. Hal ini tentu membuat YPP Nurul Falah para santri dan siswa menggelar lomba. Pada Sabtu 13 Agustus untuk
MOSBA ( Masa Orientasi Santri Baru )
Minggu 03 Juli 2022 adalah awal kedatangan santri baru Nurul Falah. Pada esok harinya senin 04 Juli 2022 para santri baru mulai melaksanakan masa orientasi pengenalan lingkungan pondok